Friday, September 20, 2013

Why did I do this?

Ehm... Itu sepertinya pertanyaan yang paling sering saya tanyakan pada diri saya sendiri. Terlebih lagi belakangan ini. Pertanyaan itu bukan dalam rangka menyesali suatu hal yang saya lakukan, tetapi lebih pada upaya untuk "menyadarkan" mengingatkan pada diri sendiri mengapa saya mengambil langkah ini.

Belakangan, pertanyaan ini saya ajukan berhubungan dengan langkah saya mengambil satu mata kuliah ekonomi (lagi) disini. Singkat cerita, di Melbourne dulu saya juga melakukan hal yang sama dengan ganjaran "almost fail". Dan sekarang dengan tidak kapoknya saya kembali mengambil langkah yang serupa dengan keyakinan "sekurangnya saya telah dapat sedikit background sewaktu di Melbourne dulu". Tapi dahulu waktu saya mengajukan ijin untuk mengikuti kelas ekonomi ke Professornya, dia juga menanyakan apakah saya punya background sebelumnya. Kala itu walau jurusan saya teknologi pertanian, saya mendapat matakuliah "Dasar Ekonomi" dan "Ekonomi Teknik". Terdengar keren ya? Sementara yang saya ambil di Melbourne adalah Economic of Food. Dan di Melbourne saya baru menyadari bahwa saya sama sekali asing dengan konsep ekonomi, bahkan dengan teori dan konsep dasarnya. Sekarang saya wondering apa yang saya pelajari saat di Bandung dulu. Dan hal serupa terjadi lagi, walau saya merasa saya punya background dari melbourne kemaren, ternyata hal itu juga tidak significantly membantu saya disini.

Kembali ke masa sekarang. Thanks to Economic of Food, saya merasa pede mengambil mata kuliah Economic of Agribusiness kali ini. Nama kuliahnya juga terdengar lebih keren bukan? Dan sering kali saya sedikit meremehkan perkuliahan disini. Saya selalu menganggap Melbourne is better. Walo kalau dilihat dari nilai-nilai saya, anggapan itu tidak bisa di justifikasi. Nilai saya disini rendah dan hampir selalu dibawah 70%. Sementara rata-rata nilai saya selama di Melbourne diatas 75%. Ooops.. saya bukan sombong ya.. hanya memaparkan data. Selama ini saya selalu menyalahkan kerja kelompok dalam mengerjakan report dan paper yang selalu membuat nilai saya jelek. Tapi pada kenyataannya nilai exam saya juga tak pernah diatas 80%. Jadi ya alasan saya tak bisa dibenarkan. Tapi tetap saya merasa Melbourne is better.. haha...

Kenapa saya tak pernah fokus menulisnya ya..?
Jadi sekarang saat saya kembali harus berusaha keras untuk memahami teori ekonomi dan "berbagai cara abstrak" nya dalam mengukur semua nya dalam bentuk uang, saya sesekali bertanya kenapa saya mengambil mata kuliah ini lagi walau saya tau bahwa ini tidak akan gampang. Dan saya menyadari bahwa kali ini saya kuliah tidak lagi untuk nilai dan "sekedar untuk lulus". Tapi untuk mengerti dan memahami sesuatu (ciyeeeh). Nilai bukan lagi hal mutlak yang saya kejar, apalagi gelar. Saya hanya ingin memuaskan rasa ingin tahu. Hal ini tak serta merta saya bawa dari awal dulu. Awal kedatangan kesini saya memiliki target nilai yang lebih bagus. Harusnya lebih bagus karna saya juga lebih "siap" keasaannya. Tapi semua berubah setelah saya mendapati system nya yang berbeda dan keadaan saya yang lebih menyenangkan saat tidak harus terkungkung target.

Jadi mengapa saya melakukan ini..? Menurut saya ini hanya jalan saya untuk memahami dan menikmati hidup :)